lalu apa lagi
sebait harapan kian memudar
sejumput mimpi hanya bayangan
memabukkan
bagai fatamorgana
lalu apalagi
ketika mimpi kini mengerucut
segenap jiwa pun mulai menciut
kecut
haruskah menguliti sesal
sedang orang tak pernah tahu
hanya mendendangkan prasangka bisu
mungkin takkan begini
tapi secuil sesal terlanjur kulumat
dalam sekejap
nikmat
mungkin takkan begini
tapi waktu tak pernah terbeli
takkan pernah bisa kembali
kini hanya bisa tergugu dipenantian
menanti mentari kedua
membawa sekedar manik asa
menunggu sampe petang
memberai kembali
~rad~
Komentar
Posting Komentar