Langsung ke konten utama

HUJAN PAGI INI





Lepas kususuri mimpi, ku menemui hujan pagi ini
Gerimis merontakan tangisnya, hingga ku tadahi dikedua tanganku
Lalu ku usapi mukaku dengan dinginnya

Musim-musim itu lengang tanpa desahan rintikmu
 

Aroma tanah basah ku hirup hingga resap ke hatiku
Lalu kumpulan laron berlarian
Menggerombol dilampu-lampu pijar
Ia turut berpesta. sekian lama berkerontang
Seperti hatiku yang mendamba kesejukan
 

Tlah ia curahkan air dari langitNya
Memberi nafas bagi tiap jiwa-jiwa nestapa
Butir-butir itu berkilau seperti cahaya yang mendamaikan
Bumi tlah menadah setiap kepedihan yang ia ciptakan
 

Bumi yang kokoh akan menopang setiap derai-derai air mata resahmu
Sementara biarlah air mata ini kuhimpun sendiri. kurangkai sendiri

Seperti hujan yang tak pernah menapak bumi

191011
~rad~


Komentar

Postingan populer dari blog ini

AH DASAR MANUSIA

Sejatinya Telah tertulis cerita Dilembar takdir sang kuasa Namun masih saja resah itu menggulana Berpikir sampai penat kepala Menghabiskan malam tanpa terpejam Sampai pagi berjelaga Menguras rasa Memeras eluh dimata Menerka nerka bahaya Menjaga gundah terus menyala Padahal hari inilah hidupmu Tak perlu resahkan hari esok Tapi manusia memang rakus Mengambil peran sang kuasa Padahal bukan jatahnya Bukankah tugas manusia berpasrah setelah berusaha dan memanjat doa Selepas itu bukan urusannya 110624 ~rad~

MANUSIA APA

Manusia apa Serakah akan pujian Mendaki sambil menjatuhkan Sudah tinggi Masih tak merasa aman Ingin meninggi lagi Tak cukupkah tinggi hati Sukanya ditinggikan Namun takut orang lebih tinggi Tahukah kau Jika tinggi yang sebenarnya Akan tenang Duduk diam sambil menyeduh kopi Bukan sibuk menabung pujian Sambil menjegal Melabel diri sempurna Sedang orang lain hina Orang melenggang santai Di anggapnya pesaing Cepat kilat berlari Saking samar terbanting Diantara tawanya Berbumbu nyinyiran dan sindiran Berkedok candaan Aku tahu Sebenarnya ia tak bahagia Jiwa yang bahagia Tak terbersit bersaing Takkan takut kalah saing 210624 ~rad~

BINGKAI SENDU

Aku lihai menipumu Dengan sendu yang kubingkai dengan tawa Karena begitulah dunia Takkan takjub dengan pameran kesedihanmu Jadi simpan saja wajahmu yang kau tekuk bagai kertas kusut itu Keluarlah dan jadilah sipaling bahagia Siapa tahu padang gersang dihatimu terbiasa melupa Akan hampa yang lama bertapa Apa yang ditampilkan Itulah doa yang kau tanamkan Apa yang dibiasakan Itulah yang akan jadi kenyataan Tak perlu mengais iba Muak mereka mendengar keluhmu Segayung air mata biar disimpan Jadi saksi ketika kau bertandang Diatas sajadah panjang 110624 ~rad~