Whooahhh!!!
Reva terperanjat dari tempat tidurnya sambil setengah berteriak. Keringat mengucur deras membasahi kulit mulusnya yang dibalut baby doll biru muda. Ia menarik nafas panjang lalu mulai mengatur nafasnya. Dengan badan yang masih gemetar ia beranjak dari tempat tidur menuju ruang makan. Ia meraih mug kesayangannya dan mengucurinya dengan air galon
Glekk glekk glekk!! Reva mulai menenggak air putih itu, ada sedikit kelegaan terpancar diwajahnya yang masih gelisah, ia duduk dan mulai menganalisa apa yang baru saja terjadi. Bukan Reva namanya kalau tidak memusingkan mimpi, bahkan kadang langsung membuka situs tafsir mimpi
Ia mencoba mengingat mimpinya satu persatu dan coba menghubungkan dengan apa yang baru saja ia alami, tapi gagal. Ahhh yang kuingat hanya ketika tiba tiba badanku kaku seperti tertindih benda berat, nafasku rasanya tercekat, sesak sekali. Mencoba berteriak sekuat tenaga tapi tak bisa bersuara, susah menggerakkan badan, sungguh tidak enak sekali mengalaminya kembali setelah beberapa bulan tak pernah terjadi
****
"Rev, kenapa lo, gak mood gitu sih" sapa Raya "Ada masalah lo sama Bryan?" Reva berpapasan dengan Raya di koridor kampus
"Paan sih gue masih ngantuk banget Ray, semalem insom gue kambuh" Reva menjawab dengan malas dan bergegas masuk kelas. Pagi ini Reva ada kuliah dan sebenarnya ia masih agak lesu dan ngantuk karena semalem dia baru tidur sekitar jam 3 pagi. Entah kenapa susah sekali memejamkan mata saat malam dan akhirnya berujung pada scroll socmed atau nonton film sampai bener bener ngantuk. Ditambah kejadian tadi malam ia tiba tiba terkena sleep paralysis membuatnya badmood hingga pagi ini
****
Reva mulai duduk dan mengikuti mata kuliah pagi itu. Pak Wiryo mulai menjelaskan materi didepan papan proyektor. Reva mulai mengikuti dan mencatatnya meski beberapa kali sambil menguap
Reva!!
Reva!!
Reva melihat sekeliling, kabur, tak jelas. Kepalanya mulai pusing dan berputar. Arghh vertigoku kambuh, ouhhh Reva mulai memegangi jidatnya dan mencari pegangan karena ruangan itu mulai berputar, namun tangannya terasa berat
Reva!! Reva!! kembali ia mendengar namanya dipanggil dengan suara berat
Tiba tiba ruangan kelas itu menjadi buram, Sebuah bayangan besar mulai mendekatinya, bayangan itu tidak hitam, tidak juga berbulu, ia hanya seperti bayangan entah apa namun terlihat blur. Reva mencoba membuka matanya lebar lebar namun susah sekali, namun ia bisa merasakan bayangan itu makin lama makin mendekatinya sambil meneriakkan namanya
Reva!! Reva!!
Bayangan misterius itu mulai nampak jelas, kepalanya mulai mendekat, Ia laki laki, botak, berkacamata bulat, mulutnya sangat lebar dan mukanya berdarah darah. Reva seperti mengenalinya. Laki laki itu makin mendekat dan mulai mengarahkan tangannya untuk mencekik Reva
Aak akkk akkk!! Reva berusaha melawan namun lagi lagi tubuhnya tak bisa digerakkan, tangannya kaku, nafasnya sesak. Ia berusaha berteriak sekuat tenaga namun hanya bibirnya saja yang bergerak, suaranya tidak keluar, badannya serasa dipegas, melayang, ia tak bisa mengontrol apapun
Lelaki itu makin mendekat dan mencengkeram leher jenjang Reva. Akkkk Akkk!!! ini mah bukan tindihan lagi, tapi cekikan karena gue dicekik, dalam rep repannya Reva masih bisa menggumam konyol dalam hati. Reva baru menyadari, ia terkena lagi. Ahhh kenapa durasi kali ini lama sekali, Reva mengumpat dalam hati, biasanya hanya beberapa detik
Kali ini ia mengeluarkan jurus terakhirnya. Ia mencoba membaca surat apapun yang ia hafal, ia lafalkan dalam hati dan mencoba menjejakkan kakinya kuat kuat. Jelas saja dia sudah khatam dalam trik ini, beberapa tahun lalu ia pernah dalam semalam mengalaminya hingga 5 kali dan trik ini selalu berhasil membawanya keluar dari rep repan yang sangat menjengkelkan itu
Akkk...Akkkkk eghhhh....Reva kembali sekuat tenaga mencoba menjejakkan kakinya kuat kuat sembari melafalkan ayat kursi andalannya
Hufthhhhhhh akhirnya Reva berhasil melawan si kepala botak sialan itu, eh maksudnya sleep paralysis yang kedua hari ini. Pandangannya mulai jelas, ruangan kelas itu kembali terang benderang, Ia mulai mengenali suara teman temannya yang mulai bercerita bahwa ia susah sekali dibangunkan, bahkan pak Wiryo yang mengajar pagi ini juga tak berhasil membuat Reva terbangun
"Hah kenapa, aku dimana sih" Reva masih mencoba meraba kesadarannya yang masih belum sepenuhnya pulih. Hufthhhhh kembali Reva membuang nafasnya. Ia merasakan badannya lemas, aliran darahnya kembali normal. Wah gila sih hari ini melelahkan sekali Berangkat kampus dalam keadaan lesu karena semalem kena cekikan eh tindihan, dikampus malah kena lagi, apess apesss
Author: Ratih Angga Dewi
Komentar
Posting Komentar