Seonggok resah terdiam membisu ditelan senja sore disekitar hening merambat sampai terasa di aliran darahnya resah masih bersembunyi di sebalik otak yang kacau bumi masih berputar, tapi resah ini makin tenggelam. tak berjawab ! resah menjerit, resah mendengkur, resah berjalan di liuk bukit-bukit tandus mencoba mencari tempat merapuh resah beterbangan di atas tanyaku resah merembes diantara embun-embun dan hujan yang membasahi daun-daun kering tapi tak jua resah mendapatkan jawab atas tanya konyol itu dan akhirnya resah tertidur pulas diantara ketinggian puncak bukit masih tetap mendengkur diiringi tingkah senja yang redup resah berdiri kokoh sambil terlelap membiarkan resah beranak pinak, menumpuk, bertumpuk menjadi resah baru yang makin tak jelas sementara dedaunan yang makin kikis tetap menaunginya senja makin merangkak resah masih pulas membiarkan malam dingin tanpa menjawab ~rad~
mencatat setiap bait rasa yang berserak dihati