Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

BIARKAN KAFEIN BICARA

ada kepahitan yang manis ada kegetiran yang indah dalam pekat nikmat menyesap menjejal rasa dalam hangat bersama imaji  mengalir... seketika resah hilang terbang bersama riak malam hening membasahi hujan yang berdendang melanglang engap melaju ke ruang bebas terus melesat malam pekat terus merambat tak ada lagi resah angin terus mendesah damai hinggap dirasaku membisikkan dentum-dentum lucu aku kian terbius oleh nikmatnya  .#caffein ;) ~rad

REDUP LAGI

Redup lagi rasa Menjelma senja  Keraguan di siluet jingga   Memecah belah rasa Kini dingin menyapa relung  Meluap kering  Menggunung  Mencari indah panorama wajah Tak ada Hanya lorong dan pijar lilin  Tinggal secuil Lilin pucat mencair Tinggal sepi di jantung  Menembus palung Rasaku padamu tercekat Diujung rasa indah melambung Tinggal kutitipkan pada  Sekotak rasa yang kosong #Biar saja menyublim jadi angin ~ rad ~

LELAKI ITU

  ''Lelaki itu bernama dylan ...''  Aku kegirangan seketika mendapatkan info tentang sosok lelaki yang sering duduk-duduk ditaman kota. aku menemukan kartu namanya saat mengikutinya ke arah stasiun kereta Matanya begitu indah, senyumnya mempesona sekali, Aku kini bahkan tak pernah absen berkunjung ke taman tiap sore, hanya untuk melihatnya duduk termenung dengan cigarettnya. Lelaki itu terlihat lebih matang dari umurku, garis wajahnya sangat tegas.  ''Gue jatuh cinta dgn Dylan ?  Apa ini cinta pandangan pertama? sejak seminggu yang lalu melihatnya termenung di bangku taman kota  aku tak pernah berhenti memikirkannya. Aneh sekali, Sore ini aku kembali jalan-jalan di taman kota, kukayuh sepeda santaiku sambil tersenyum-senyum. Aku mengayun sepedaku ke sekitar area bangku taman di bawah rerimbunan pohon Lelaki itu tak ada di bangku taman. Kemana dia?? Tiap sore  dia selalu datang kesini.  Kusapu pandanganku ke sekitar taman, hanya terli

DILEMA KAYLA

OLEH: RATIH ANGGA DEWI Kamu tak lebih dari bunga terlarang Kevin, Kamu selalu menebar racun dalam hari-hariku. Memaksaku mereguknya, menancapkan duri-durimu . Untuk kesekian kali ranjau itu menjebakku dalam keindahan yang menyakitkan. Entah racun apa yang kau pakai untuk membunuhku perlahan. Hanya cintamu yang bisa membuatku semabuk ini. Bahkan ketika kita bersua untuk pertama kali pandangan itu langsung menghunus jantungku.  Sebuah sensasi yang jarang kurasakan ketika bertemu lelaki. Saat itu buru-buru ku alihkan pandangan kagumku menyadari Peter memandangku. Tunanganku itu sangat  posessif. Aku tak mau binar-binar mataku ditangkapnya. Kevin begitu sempurna. Seorang lelaki ideal dalam pandanganku. Seorang yang sangat sempurna dimataku. '' Kayla '' kay''  panggilan itu mengagetkanku .Rupanya peter menyadari lamunan kosongku. Karena suara denting sendok yang kupukul-pukulkan . ''Mikirin apa sih Kay, dari tadi ngelamun a

SEPERTI DEBU YANG MENARI

Seperti butiran debu yang terhempas Terburai dari jemari yang mencengkeram Seperti perih yang coba kutahan Namun jatuh telungkup di bebatuan   Aku memunguti gelintir sunyi  Menjadikannya lebur bersama riuh   Berteriak dalam senyapmu Dengan nafas yang dipenuhi butiran pasir Lalu berdiri dengan langkah gontai Berdansa dengan sisa sisa debu yang menari ~rad~